Header

Desember 09, 2010

Pasokan Air di Bumi

Ternyata, Pasokan Air di Bumi Mengkhawatirkan!

PENTINGNYA mengonsumsi air minum sedikitnya 2 liter per hari tentu disadari betul oleh individu yang peduli kesehatan. Namun tahukah Anda, bahwa pasokan air yang dapat dikonsumsi di bumi jumlahnya sudah sangat mengkhawatirkan?

Dari keseluruhan air yang ada di bumi, sebanyak 97 persen tidak dapat dikonsumsi karena memang air laut (asin) dan sisanya, yaitu tiga persen air tawar hanya satu persennya yang dapat dikonsumsi. Sehingga perkiraan totalnya hanya 0,62 persen yang aman dikonsumsi. Bayangkan jika dibandingkan dengan jumlah total populasi manusia di Indonesia saja sekira 6,7 miliar. 

"97 persen air di bumi tidak dapat dikonsumsi karena merupakan air laut. Lalu sisanya yaitu tiga persen, merupakan air tawar itupun terdiri atas air beku (berada di kutub) yang besarnya dua persen, sehingga total air yang dapat dikonsumsi hanya satu persen. Air tersebut dapat terdiri dari air sungai, telaga, maupun air tanah yang terbentuk akibat siklus hidrologi. Itupun tidak seluruhnya bersih, sehingga kemungkinan hanya sebesar 0,62 persen saja air yang aman di konsumsi manusia," kata Prof Dr Sari Bahagiarti, ahli hidrogeologis dari UPN Veteran Yogyakarta saat ditemui okezone dalam acara "Air Adalah Kebaikan Alam dan Manfaatnya Untuk Tubuh" di Rumah Imam Bonjol, Rabu (8/12/2010).

Lebih lanjut Sari menuturkan, air minum yang layak dikonsumsi ialah yang berasal dari mata air pegunungan vulkanik. Sehingga, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk mengonsumsi.

"Sumber air minum terbaik yaitu sumber air minum yang berasal dari mata air pegunungan vulkanik yang berasal dari air tanah dalam. Lalu jika ditanyakan apa pengertian air yang layak minum, dari segi kualitas, sumber air minum tersebut harus dapat memenuhi tiga standar pengukuran yaitu fisik, kimiawi, dan biologis. Dari aspek fisik, sumber air minum tidak boleh berwarna, berbau, berasa, dan keruh. Dari aspek kimiawi, bahan air minum tidak boleh mengandung logam berat ataupun zat beracun seperti senyawa hidrokarbon dan deterjen. Sedangkan pada aspek biologis, air minum tidak boleh mengandung mikroba, khususnya bakteri entamoeba koli," tutupnya. (Lastri Marselina - Okezone)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar