Header

Januari 06, 2011

Ketakutan dan Potensi Diri

--Oleh: Ida S. Widayanti (Pemred ESQ News)

Ini kisah nyata yang disampaikan oleh seorang teman melalui pesan singkat (SMS), “Saudaraku punya anak anjing dan ayam jago. Si anjing selalu ketakutan bila ayam jantan mematuknya. Lucu. Karena ketika si anjing kemudian dewasa dan berukuran jauh lebih besar, ia tetap takut pada si ayam. Padahal sebagai anjing, cukup dengan menggeram, ayam pasti lari. Suatu saat si anjing diikat agar tak berkeliaran. Hal ini membuat si ayam kembali usil dengan mematuknya. Si anjing terkaing-kaing ketakutan karena tidak bisa lari. Tapi si ayam malah semakin bersemangat mematuk. Di puncak ketakutannya, akhirnya potensinya sebagai anjing keluar. Refleks, dengan gerakan cepat ia mengigit. Sekejap, tapi cukup untuk membuat si ayam jago mati.”

SMS tersebut membuat saya merenung cukup lama. Ada dua hal penting dan menarik menurut saya dari kisah tersebut. Pertama soal ‘ketakutan’. Anjing tersebut hidup dalam ketakutan di masa lalunya yaitu saat tubuhnya lebih kecil dari ayam dan ia sering dipatuk ayam. Ketakutan itu begitu mencengkeram dirinya, hingga ketika badannya lebih besar pun ia menganggap ayam lebih hebat dari dirinya, dan cukup membuatnya ketakutan.

Yang kedua tentang ‘krisis’ atau ‘situasi kritis’.  Potensi anjing baru muncul sebagai hewan bertaring dan mempunyai kekuatan, di saat ketakutan yang luar biasa yaitu ia dalam keadaan terikat dan tak bisa melarikan diri. Andai anjing tidak dalam terikat mungkin ia akan berlari dan tetap menganggap ayam lebih kuat dari dirinya yang lemah.

Belajar dari kisah di atas, ada baiknya kita merefleksikan diri. Apakah ada ketakutan yang mungkin tidak kita sadari menyelimuti pikiran kita. Rasa takut itu bisa berasal dari masa lalu kita, yang membuat kita ragu untuk melangkah bahkan melakukan sebuah lompatan atau kemajuan. Yang selanjutnya adalah adalah kesadaran bahwa selalu dibutuhkan ujian-ujian atau situasi sulit untuk membuat kemampuan kita muncul. Seperti dalam kisah di atas, anjing baru muncul jatidirinya sebagai hewan bertaring dan mempunyai kekuatan, di saat ketakutan yang luar biasa yaitu ia dalam keadaan terikat dan tak bisa melarikan diri.

Saya pernah punya pengalaman yang berkaitan dengan kisah di atas. Sejak kecil saya selalu merasa ketakutan untuk berbicara di forum atau di depan orang banyak. Setiap berbicara selalu demam panggung: suara tidak keluar dan berkeringat dingin. Sampai pada saat mahasiswa saya harus presentasi. Awalnya benar-benar menjadi beban berat bagi saya, namun akhirnya saya berhasil mengusir ketakutan berbicara.
Ternyata dengan banyaknya buku yang saya baca, banyak hal yang bisa saya sampaikan baik itu pada kegiatan organisasi kemahasiswaan maupun keagamaan. Dan betapa kagetnya ketika ada suatu masa dimana saya diundang di seminar atau bedah buku dan mendapatkan amplop dari aktivitas berbicara saya. Sungguh kebahagiaan yang tak terkira bukan semata karena rupiahnya namun bahwa saya dianggap cukup bernilai dan berharga untuk berbicara, yang sebelumnya saya anggap sebagai hal yang menakutkan.

Menghadapi tahun 2011 ada baiknya kita mengevaluasi masih adakah ketakutan-ketakutan yang menghambat pikiran, langkah, dan kemajuan kita? Jangan sampai ada hal yang sesungguhnya tak perlu kita takutkan –karena sesungguhnya kita telah mampu mengatasinya- namun tetap mengendala langkah kita. Selanjutnya berbahagia dan bergairahlah tatkala krisis, masalah, atau ujian datang, karena hal itulah yang justru kerap emngeluarkan potensi terpendam dan ‘powerfull’ yang kita miliki. Sesungguhnya kesuksesan ditentukan oleh kemampuan kita mengatasi berbagai ketakutan dan kesiapan menghadapi berbagai kesulitan. Selamat menyambut tahun baru dengan semangat baru.

Komodo

Menjadi Keajaiban Dunia

Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Ubaldus Gogi menyatakan Pemerintah dan rakyat NTT optimis, Komodo binatang yang hanya ada di NTT akan lolos dan masuk menjadi salah satu tujuh keajaiban dunia.
Pada pekan terakhir Desember 2010, binatang yang memiliki nama latin varanus comodoensis menempati peringkat enam. Posisi ini dinilai berdasarkan tingginya animo pemilih yang diukur dalam 28 hari terakhir.
"Laporan dari New7 Wonder Foundation bahwa kriteria minggu ini adalah tingginya tingkat minat pemilih yang diukur dalam 28 hari terakhir, dimana Komodo menempati peringkat enam. Ini capaian peringkat minggu terakhir Desember," kata Ulbadus Gogi.

Menurut dia, pihaknya terus menerus mendorong masyarakat tanah air untuk  aktif berpartisipasi memberikan suara agar posisi Komodo bertahan pada peringkat satu sampai tujuh.

"Kalau kita lihat, perkembangan dari waktu ke waktu, posisi Komodo memang selalu fluktuatif, tetapi dengan kerja keras dan dukungan dari semua pihak di tanah air maupun di luar negeri, kami yakni komodo akan lolos menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia," katanya.

Dia mengatakan Pemerintah NTT terus menggalakan promosi dan meminta dukungan semua pihak sejak situs New7 Wonders Foundation pada 21 Juli 2009 mengumumkan makluk purba terakhir di muka bumi ini masuk salah satu finalis dari 28 finalis setelah menyisihkan sekitar 440 nominasi dari 220 negara.

Ulbadus juga meminta seluruh elemen masyarakat di tanah air untuk tidak melihat komodo sebagai milik rakyat NTT tetapi milik seluruh masyarakat Indonesia. Artinya, jika komodo ini lolos masuk tujuh keajaiban dunia maka masyarakat internasional tidak hanya melihat NTT tetapi Indonesia.

"Pak Gubernur NTT (Frans Lebu Raya) selalu mengatakan bahwa komodo ini adalah kekayaan bangsa ini dan menjadi milik kita bersama dan mari kita sama-sama memberikan dukungan," katanya.
(ant/jos - http://esq-news.com)

Kembang Api


Anda termasuk yang merayakan tahun baru dengan pesta kembang api? Bacalah berita ini agar bisa mengambil pelajaran di tahun mendatang. Sebanyak  5.000 burung mati secara misterius diduga akibat pesta kembang api tahun baru. Burung-burung tersebut mulai berjatuhan dari langit pada Jumat (31/12) larut malam di Beebe, Arkansas, demikian keterangan beberapa pejabat Senin (3/1).

Para pejabat menduga stress lebih mungkin menjadi penyebab peristiwa misterius itu dibandingkan dengan cuaca ekstrem seperti angin kencang atau sambaran petir sebab cuaca ekstrem sudah meninggalkan daerah tersebut.

"Pendapat kami lebih condong pada peristiwa stress," kata jurubicara Arkansas Game and Fish Commission Keith Stephens. Ia mengatakan kembang api dapat membuat banyak burung, kebanyakan "blackbird" terbang ke dalam rumah atau malah mengalami serangan jantung. Hasil pemeriksaan diperkirakan dikeluarkan Senin atau akhir pekan.

Komisi tersebut juga sedang berusaha memastikan apa penyebab kematian sampai 100.000 ikan di sepanjang 20 mil Sungai Arkansas di dekat satu bendungan di Ozark, 125 mil di sebelah barat Beebe. Ikan-ikan itu ditemukan pada 30 Desember.

Stephens mengatakan komisi tersebut menduga hasil pemeriksaan ikan barangkali dikeluarkan dalam waktu satu bulan. Penyakit mungkin adalah penyebabnya, sebab semua ikan tersebut berasal dari satu jenis --bottom-feeding drum, kata Stephen.

Stephens mengatakan semua kejadian itu tampaknya tak berkaitan. Sungai dan udara di tempat burung mati diperiksa untuk mengetahui kadar racun, kata Stephens. Beebe adalah kota kecil dengan sebanyak 4.500 penghuni dan berada 30 mil di sebelah timur-laut ibukota negara bagian tersebut.

Masihkah anda berpesta kebang api di tahun baru mendatang?
(ant/mi/erw - http://m.esq-news.com )