Header

Januari 28, 2011

7 PRINSIP BUSHIDO

Jepang Maju Karena 7 Prinsip Bushido

Assalamu'alaikum warohmatullahiwabarokatuh.
PAGII!!!
Ayah Bunda sekalian yang dirahmati Allah SWT.
Perkenalkan, saya Fauzia Fitri, S.S, guru dan juga dosen bahasa Jepang di daerah Bekasi. Banyak hikmah yang bisa saya petik ketika mengikuti Training ESQ Program Peduli Pendidikan
Angkatan ke-3, Bekasi yang bertempat di Gedung BBPP CHEVES Bekasi tanggal 3-5 Januari 2011 yang lalu salah satunya adalah saya jadi mengenal Jati diri sendiri dan juga jadi lebih mengenal Allah SWT.
Selain itu ada pula hal yang menarik bagi saya yaitu jawaban atas pertanyaan yang selalu ada dalam pikiran saya dan juga mahasiswa serta murid-murid saya yaitu: "Kenapa Negara Jepang bisa Maju?" Padahal kita tahu bahwa sejak lepas Perang Dunia II ditandainya dengan dihancurkannya Kota Nagasaki dan Hiroshima dengan Bom Atom oleh Amerika Serikat, Jepang kalah telak atas aksinya yang ingin menguasai dunia dan sempat membumi hanguskan negara kita serta beberapa negara Asia lainnya. Namun kita tahu bahwa negara Jepang cepat bangkit dalam keterpurukannya dan kini merupakan salah satu negara maju di dunia.
Apa Rahasia yang menyebabkan negara Jepang maju?
Inilah jawabannya:
Negara Jepang maju, karena mereka memegang erat 7 Prinsip Ksatria Samurai (Prinsip 'jiwa ksatria' Bushido) yang tanpa mereka sadari, ternyata hal tersebut berasal dari Asma'ul Husna (99 Sifat/nama Allah) dan "Self Mastery" atau "Suara Hati" tersebut yang terdapat pada tiap-tiap insan merupakan fitrah manusia yang datangnya dari Allah SWT, yg di hembuskan pada jasad kita ketika kita berada di rahim ibunda kita. Subhanalloh.... 
Demikianlah jawaban yang saya temukan dari Training ESQ pertama saya, saya mencoba mencari dari kamus Jepang istilah tersebut di atas dalam huruf kanjinya dan kemudian saya berkonsultasi dengan teman saya yang ada di Jepang. Semoga Para Nara sumber nanti bisa menyampaikan dengan ucapan yang benar.
Harapan saya, kita bisa kembali kepada fitrah kita dan membangun negara Indonesia yang sama-sama kita cintai ini seperti halnya bangsa Jepang yang menjunjung tinggi nilai-nilai fitrah manusia itu sendiri.. GO...  ERA INDONESIA EMAS !!!
Salam hormat saya buat Bapak Uus Phahlevi, Bapak Senggih dan Bapak. Mario. yang telah membagikan ilmunya pada kami,  pada acara ESQ Peduli Pendidikan Angkatan ke-3 di Bekasi.
Semoga Allah SWT, membalas budi baik bapak-bapak semua dan juga tak lupa juga terima kasih kepada seluruh panitia, semoga Allah, SWT meridhoi langkah kita semua Amiin (Fauzia Fitri - Bekasi)

BEKERJA SEBAGAI IBADAH

Ary Ginanjar: Betapa Ruginya Bila Bekerja Tidak Dijadikan Ibadah

“Kalau dulu sebelum training, mungkin kita berpikir bekerja demi uang atau gaji. Padahal pada akhirnya suatu saat kita akan mati. Betapa ruginya kita kalau pekerjaan semulia ini, pekerjaan sepenting ini tidak dijadikan sebuah ibadah,” kata Pendiri ESQ, Ary Ginanjar Agustian ketika memberikan sambutan di in house training ESQ basic bagi PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) Tbk angkatan pertama di Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (27/1/2011).
Training yang dipandu oleh Legisan Sugimin, Mirza, dan Putra ini telah berlangsung sejak Rabu kemarin (26/1). Ary Ginanjar mengakui kalau dirinya setiap hari menikmati pelayanan jalan tol yang diberikan oleh CMNP. Ary juga sangat mengapresiasi perjuangan Direktur Umum dan SDM (Sumber Daya Manusia) CMNP, Alex M. Sumampow yang telah membawa training ESQ ke dalam perusahaan swasta pertama di Indonesia yang bergerak di bidang bisnis infrastruktur jalan tol ini.
Ary mengatakan, meskipun Alex M. Sumampow non muslim, ia memiliki jasa yang besar terhadap para peserta yang telah mendapatkan spiritual happiness (kebahagiaan spiritual) melalui training ESQ. Apa yang dilakukan Alex M. Sumampow ini mengingatkan Ary tentang kisah paman Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Thalib yang meskipun berbeda agama, tapi tetap membantu perjuangan Nabi ketika itu.
Hal ini pun disambut meriah dengan tepuk tangan para peserta sebagai suka cita terhadap kepedulian Alex M. Sumampow yang telah mengadakan in house training ESQ. Ini menjadi bukti training ESQ berhasil mempersatukan toleransi antar umat beragama dan menyatukan tali persaudaraan diantara peserta.
“Apapun yang kita lakukan tentunya bukan hanya untuk kebahagiaan dunia, tapi kebahagiaan nanti di akhirat bertemu dengan-Nya. Sesungguhnya dunia yang dibangun ini adalah sebuah tempat peribadatan, tapi betapa ruginya jika bekerja tidak ada niat sebagai pengabdian kepada Tuhan. Apabila niat ini dirubah, maka kita akan semangat masuk kerja. Mudah-mudahan ini sebuah langkah yang mulia,” papar Ary. (tino/sym)