Header

Februari 05, 2011

Sekali Ini, Saja

Oleh: DR. Christine Fald*
* Trainer/Motivator & Senior Coach Personal Development “Aim Forward & Right” di CFRD – HR Solutions Jakarta. Tulisan ini dimuat di Majalah Nebula (ESQ Magazine) No. 10/Tahun IV/September 2008


Pernahkah Anda menginginkan kehidupan berjalan sedikit lebih baik dan nyaman bagi Anda? Tanpa repot, tanpa macet, tak begitu susah, tak habis uang di pertengahan bulan, tanpa pertengkaran, tanpa iri, tanpa banyak berbelit, atau hidup tanpa utang?
Saya yakin, sedikitnya beberapa kali, Anda berharap, kehidupan berjalan dengan lebih kondusif, sehingga beban tak terlalu berat Anda pikul setiap hari. Menyenangkan memang. Beberapa kemudahan disiapkan secara khusus, sehingga kita merasa sedikit terbantu. Keadaan seperti itu akan membuat dunia menjadi tempat yang menyenangkan untuk ditinggali, bukan? Tidak ada yang salah dengan mengharapkan sedikit kenyamanan, keringanan, pengertian dan keleluasaan menjalani kehidupan setiap hari.
Tengoklah di negara-negara maju, yang segalanya berjalan jauh lebih tertib dan nyaman, dibandingkan (maaf) di sini, negeri kita sendiri.  Mereka bisa, mengapa kita tidak? Mengapa begitu sulit mengubah keadaan? Apa yang diperlukan untuk mengatasi kemelut? Mengapa rumit, seolah tak ada jalan ke luar? Semua orang pasti, menginginkan transformasi terjadi dalam kehidupan, tapi dari mana memulainya, dan bagaimana caranya?
Izinkan saya membagi keberhasilan dengan Anda tentang “Pelajaran Benang Kusut” yang saya temukan. Itu ternyata benar-benar mampu mengarahkan kedisiplinan menjadi kebiasaan yang menguntungkan.
Sekarang, saya minta Anda membayangkan: sebuah gulungan benang tak teratur, dan kusut. Gulungan benang yang besar, dan tak mudah dicari ujungnya. Reaksi Anda, mungkin sama dengan saya saat pertama kali menjumpainya: dibuang saja, atau diamkan sampai ada orang lain yang menguraikannya, baru saya akan memakainya. Tunggu punya tunggu, tak ada yang berubah. Benang tetap kusut. Dan, makin lama saya menatapnya, makin kesal hati saya dibuatnya. Tidak ada manfaat apa pun dari gulungan benang kusut itu, kecuali menjadi sampah.
Keadaan menjadi berubah, ketika ada kesediaan dan tindakan untuk melakukan sesuatu atas benang kusut itu.  Benang itu kemudian menjadi pusat perhatian kita, waktu disediakan dan fokus diarahkan untuk mencari ujungnya. Ya, hanya mencari salah satu ujung saja! Tak perlu keduanya. Dari satu ujung, kita bisa mengurai, kadang ditarik, kadang diulur, dipanjangkan, diluruskan, dan dibenarkan. Kemudian, ditata ulang dalam gulungan, untuk siap digunakan kembali. Setelah seluruh tenaga dan pikiran digunakan untuk meluruskan keruwetan benang, secara otomatis, kita pasti sungguh-sungguh menjaganya agar tidak kusut lagi.
1. Biasakan untuk Bisa
Semua orang sebenarnya BISA mengupayakan kehidupan berjalan lebih baik bagi dirinya sendiri dan orang lain. Biasakan mengarahkan pikiran untuk BISA memulai dan melakukan sesuatu yang konstruktif. Biasakan untuk mengambil inisiatif melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri, juga orang lain. Kemudian, BERSEDIA untuk BISA melakukannya. Jika Anda BISA menghindari buang sampah sembarangan, LAKUKAN! Jika Anda BISA sabar menunggu giliran, KERJAKAN. Jika Anda BISA memersilakan kendaraan lain lewat, PERSILAKAN, Jika Anda BISA menyeberang dengan aman, BUATLAH demikian! Jika Anda BISA, kenapa tidak Anda laksanakan? Lihat, untungnya bagi Anda pasti lebih banyak!
2. Biasakan Terbiasa
Kegagalan utama ketidakberhasilan adalah kompromi dengan kesalahan dan pelanggaran. Ingatlah! Sekali Anda putuskan “Sekali Ini, Saja,” maka itu menjadi kebiasaan baru Anda menunda keberhasilan Anda sendiri! Jangan heran jika tak ada pencapaian besar dan sukses terjadi pada hidup Anda, saat kompromi-kompromi pada kesalahan Anda kerjakan, meski hanya untuk “sekali ini, saja.” Kedisiplinan berarti berpegang teguh pada hal-hal yang menjauhi kesalahan dan pelanggaran. BIASAKAN untuk TERBIASA tertib memegang komitmen Anda sendiri untuk hidup lebih baik.
3. Biasakan Bekerjasama
Benang kusut mungkin dapat diurai ulang sendiri, tetapi mengerjakannya bersama dengan orang lain, membuatnya menjadi pekerjaan yang tidak terlalu berat, dan tak mutahil untuk diselesaikan dengan cepat. Saya percaya, kekuatan kerjasama mengatasi masalah, jauh lebih efektif ketimbang berjuang sendirian. Setiap bagian tim memiliki peran tertentu yang dibutuhkan dalam melakukan perubahan. BIASAKAN merentangkan tangan dan BEKERJASAMA! Coba perhatikan, macet di jalanan terjadi hanya karena ada lebih dari dua kendaraan yang sama-sama tidak mau mengalah. Jadi, sebenarnya hanya dibutuhkan sedikit kerjasama untuk menghindarkan kita dari waktu terbuang di jalan, bukan?
4. Biasakan Bilang Tidak
Belajar bilang TIDAK. Ada banyak pilihan yang dihadapkan di depan kita. Godaan-godaan yang mengaburkan fokus kita pada sasaran keberhasilan. Berkata TIDAK kadang sangat sulit dilakukan, apalagi jika pilihan-pilihan itu memberikan kita kesempatan mendapatkan keadaan lebih cepat dan lebih mudah seketika. Jika beragam pilihan itu tidak membawa perubahan konstruktif bagi Anda, jasmani dan rohani, segera katakan TIDAK dan TINGGALKAN. Anda tak perlu berlama-lama berpikir menimbang apa pun yang tidak membangun atau mengarahkan pertumbuhan iman, kecerdasan emosi,dan spiritual Anda.  Jalan pintas, biasanya lebih kecil dan sempit dari jalan utama meski menawarkan alternatif yang Anda butuhkan. Hati-hati menentukan pilihan. Apa pun itu, Anda tetap punya hak berkata TIDAK! Gunakan dengan bijaksana.
5. Biasakan Berbagi
Jangan bosan berbagi! Anda tidak dirugikan apa pun, bahkan memeroleh keuntungan berlipat saat berbagi. Perilaku Anda di jalan, di kantor, di rumah dan dimana pun, menjadi cermin kepribadian Anda. Ketahuilah, cara Anda mengemudi dan berperilaku di jalan, juga merefleksikan bagaimana Anda merespon pada keadaan hidup setiap hari. BAGI-kan kebiasaan baik dan perilaku terpuji Anda kepada orang lain.
Penuhkan spiritualitas, biasakan dalam teladan kepemimpinan, lalu bagikan pada orang lain  dalam tindakan. Ingat! Segala hal yang konstruktif dan positif dapat mengilhami orang lain melakukan hal yang sama. LAKUKAN SEKARANG!
Hati-hati di jalan. Orang lain juga tengah memerhatikan karakter Anda sesungguhnya.